Kalihurip Protes, Pabrik di Indotaise Gagal Paham CSR

KARAWANG - Pemdes Kalihurip kesal dengan tingkah-polah perusahaan-perusahaan di Kawasan Indotaise yang memaknai santunan dan bantuan selama bulan Ramadan sebagai bagian dari penyaluran dana Corporate Social Responsibility (CSR). Kades Kalihurip, Jajang Herman menilai, padahal bantuan selama Ramadan sangat berbeda dengan CSR yang juknisnya telah diatur oleh Pemkab Karawang dalam Perda Nomor 7 Tahun 2022. "Karena dia itu (indotaisei, red) memberikan pada santunan segala macam di bulan puasa sekarang, dimasukkan dalam CSR. Kalo CSR ada aturannya, hal yang berbeda. Mereka mengelabuhi warga," kata Jajang kepada KBE. Jajang dengan tegas mengingatkan, agar perusahaan-perusahaan tetap menyalurkan dana CSR-nya. Lantaran, bantuan selama Ramdanm secara regulasi, bukanlah bagian dari CSR, "Tolong dijalankan kewajibannya kalau berbicara CSR," kata Jajang. Selama ini, kata Jajang, dari seluruh perusahaan yang beroperasi di Kawasan Indotaise, baru sekitar 30 persenan yang melakukan kewajibannya menyalurkan CSR kepada desa-desa di sekitar Kawasan Indotaise. “Yang pertama harus ditegaskan kembali, ada perusahaan yang ngeyel. Dari 100 persen perusahaan di indotaisei, hanya paling 30 persen yang menjalankan kewajiban. 70 persennya sok-sokan jagoan," kata Jajang. "Kalau berbicara nurani, mereka dapat kekayaan di Kalihurip. Mereka sudah berbuat apa untuk Kalihuripnya. Yang jadi pertanyaan saya, ini perusahaan ada di kami (Kalihurip, red) di lingkungannya. Kan enggak begitu memberi kemanfaatan lebih ke lingkungan," tanya Jajang. Lebih jauh, Jajang menyoroti kepala pimpinan yang melakukan pelaporan palsu di tubuh perusahaan yang tiap kali jadi penyalahgunaan dari CSR. "Padahal dia sendiri, bukan dari sakunya sendiri dalam meluarkan ke lingkungan. Tetapi dari saku perusahaan untuk lingkungan, tetapi gak dikasihkan dari perusahaan ke lingkungan. Dalam pembagian ke lingkungan juga salah sasaran, nah ini yang sering terjadi," pungkasnya. (cr2/mhs)

Sumber: